Posts

Showing posts from October, 2017

tentang konsumerisme dan jilbab kekinian girls jaman now

Jikalau tidak menahan-nahan hasrat untuk tampil keren dan mengikuti trend mode, maka, keinginan untuk membeli jilbab sangat besar sekali menggoda. Seminggu ini, saya mengikuti beberapa toko hijab atau jilbab online di Instagram yang menampilkan berbagai macam jenis kain, model, dan ragam jilbab dengan foto-foto yang menawan dan colorful, dengan model cantik yang meyakinkan siapapun yang melihatnya, bahwa dengan memakai jilbab model kekinian itu, derajat ke-keren-annya naik beberapa kali lipat. Tidak seperti harga gadget yang jutaan rupiah, harga sehelai jilbab paling mahal 300 ribu rupiah, dan banyak sekali yang harganya jauh lebih murah dan terjangkau. Hanya saja, seberapa banyak seorang perempuan membutuhkan jilbab atau hijab untuk mendukung penampilannya sehari-hari? Misalnya, saya dan adek saya, setelah kami tinggal berdua, dan memadukan koleksi jilbab kami, dalam artian, jadi milik bersama, maka jilbab kami memenuhi satu rak lemari. Saya tidak pernah menghitungnya, tetapi mu

dia yang penuh dengan dirinya sendiri

katakan padaku bahwa kamu tidak mencintai dirimu sebegitu hebatnya yakinkanku bahwa arogan bukan nama tengahmu dan juga segala sesuatu di muka bumi ini tidaklah berotasi padamu sebagai porosnya Tolonglah, tanyakan lebih banyak tentangku tentang hariku, tidurku, makan siangku dengarkan keluh kesahku atau obrolanku yang tak ada ujung pangkalnya dan berbaikhatilah menerima kabar bahagia cerita sukses dan capaian orang lain dan juga kejeniusan setiap makhluk dalam menjalani hidupnya bukan kamu saja yang paling hebat lantas pura-pura benci pujian apakah kamu juga merasa insecure dalam lubuk hatimu terdalam kontradiksi merasa lebih tapi sadar akan kekurangan katakan padaku sekali lagi kamu tidak separah itu dan kali ini aku salah menilaimu bahwa kamu hanya kamu yang berharga di dunia ini mungkin tidak akut tapi cukuplah karena hanya semua tentangmu yang lainnya tak penting (termasuk lagu kesukaanku, pertanyaanku, apalagi perasaanku)

pagi ini, hujan

Pagi berhujan, sendal sepatu ungu dan payung merah aku berjalan ke arah pocut baren duduk menikmati semangkuk bubur ayam bandung sambil memperhatikan hujan dan mendengar si teteh berbincang dengan dua pelanggan buburnya tentang menu makan siang, tentang pak suami aku membayar sepuluh ribu untuk semangkuk bubur, air mineral gelas, dan satu gorengan pagi berhujan, lengan bajuku mulai basah aku berjalan menuju atm bank bca di panglima polem sesekali berjalan di atas trotoar yang terlalu licin atau turun ke jalan karena trotoar dikangkangi seenaknya aku mengalah dalam kemarahan sungguh egois aku melihat kiri kanan satu kedai kopi baru dua kedai kopi baru dalam deretan pertokoan yang kukenali aku berjalan pulang memperhatikan jalanan melihat pohon dan tanaman milik tetangga melihat buah asam dari pohon yang tak terlalu besar pohon bambu dan pekarangan yang di semen sayang sekali kakiku basah aspal basah aku perhatikan ibu-ibu menjemput anaknya pulang sek

kemarin waktu kuterbang

Aku meneliti garis-garis di telapak tanganku awan putih dari balik jendela mengganggu konsentrasiku puas perhatikan awan, kukembali perhatikan garis-garis kuat yang membentuk huruf w di telapak tangan kiriku. Tuhan, jangan-jangan ini huruf m, bahwa selama ini aku terlalu yakin ini huruf w, padahal seharusnya dibaca dari atas sini, m, ini huruf m. pantas saja si om w itu sekarang diam membisu kalau dikangenin. ternyata salah huruf. lalu kebimbangan  antara huruf w dan huruf m terhenti karena pesawat mendarat dengan selamat. kubergegas berdiri ketika lampu kenakan sabuk pengaman dimatikan karena kududuk di barisan paling belakang. tapi ternyata hanya pintu depan yang dibuka. setelah lima menit mati gaya  menunggu, iseng kuhidupkan hape. meski itu perbuatan terlarang. lalu muncul notifikasi panggilan tak terjawab dari w. otomatis kubuka telapak tangan dan meneliti lagi garis-garis itu, ini sebenarnya huruf w atau m sih? mungkin tak sengaja nomor kamu ketekan sar. Ya Allah, ja

terbaik

akulah teman diskusi terbaikmu tempatmu berbagi mimpi bertukar pikiran dan obrolan tak penting akulah pendengar terbaikmu untuk semua yang terkatakan ataupun yang hanya bisa dimengeri hati akulah pilihan terbaikmu untuk jadi teman hidup seiring sejalan dalam susah dan senang dan kamulah doa terbaikku untuk  sadari itu semua suatu saat nanti