Posts

Showing posts from September, 2016

kalibrasi perasaan

Image
Perempuan itu sudah memulainya dari kemarin sepertinya dia membutuhkan sepatu yang cantik untuk bertemu pangerannya. seperti sepatu kaca milik cinderella. Malam sebelum pertemuan itu, semua disusun dengan baik, dipersiapkan dengan sungguh-sungguh. Sebelum tidur, dia mencari tau, harus bersikap seperti apa, harus berbicara tentang apa. lalu memikirkan semua, meneguhkan hati, menenangkan perasaan. Pagi itu, perempuan berdiri di depan meja hiasnya memulas bibirnya dengan senyum dan menambahkan sesuatu di matanya sesuatu dari hatinya yang membuat matanya bersinar lalu tibalah saat ketika mata mereka bertemu untuk pertama kali dalam hiruk pikuk riuh rendah hatinya sendu menikmati senyum sang pengeran pangeran itu mendekat dan duduk di sampingnya mengatakan hal-hal yang tak ada hubungannya dengan cerita tentang mereka sang pangeran terlalu penuh dengan hal-hal yang lain kecuali tentang perempuan itu perempuan itu memejamkan matanya dibiarkannya pikiran menikmati

sesibuk-sibuknya kamu, luangkanlah waktu untuk ngopi denganku di Banda Aceh

Lelaki, jika hingga hari ini, aku masih mengucapkan selamat pagi untukmu apakah artinya, sepuluh tahun ke depan pun kamu masih akan ada di setiap pagiku ? sementara, aku sudah mulai tak perduli, siapakah kamu di hatiku Lelaki, jika kita masih saja terikat sesuatu yang tak kasat mata, apakah ada maknanya terpisah jauh tetapi hati kita masih saling berbisik? sementara, aku pikir alangkah baiknya jika kita saling melupakan siapakah aku di hatimu ? dan mungkin satu pertemuan lagi, aku ingin menatap matamu mencari semua jawaban di sana mungkin ada mungkin tidak mungkin lebih baik membiarkan semua (menunggumu di Banda Aceh untuk reunian)

Cerita minum kopi a.k.a Ngopi di kedai kopi yang bertebaran di Banda Aceh dikhususkan untuk Pecinta Kopi Perempuan

Sejak balik dari Jerman dan terbiasa menikmati kopi instan (di kantor), sekali-kali di Mc Kafe, atau lebih jarang-jarang di kafe-kafe cantik di seluruh kota Bonn, yang paling saya nikmati selama di Banda Aceh adalah minum kopi yang enak dan tidak merobek kantong. Masalahnya,minum kopi atau ngopi di warung kopi, identik dengan menyeruput kopi sambil ngobrol ngalur ngidul sampai berjam-jam. Ngopi sendirian (apalagi seorang perempuan), yang tidak ditemani siapa-siapa, kelihatan agak menyedihkan (jomblo, gak punya teman, malas ketemu orang karena nanti ditanya kapan beres disertasi atau kapan kawin sementara pacar saja.....) haha.. curcol Meski Aceh merupakan daerah yang menerapkan syariat islam, tetapi (anehnya dan Alhamdulillah) perempuan diterima hangat di kedai kopi. Ini sebenarnya agak mengejutkan buat saya. Selama pengalaman saya ngopi sendiri, tidak pernah mendapat pandangan yang mengasihani dari siapapun (khususnya lelaki) di kedai kopi. Percobaan ini (ngopi sendiri) awalny