Posts

Showing posts from March, 2016

semua pesanku

semua pesanku hanya dibaca tak pernah dijawab semua pesanku yang kutulis dengan sungguh hanya menjadi sesuatu yang menjauhkan bukan mendekatkan semua pesanku terlanjur jadi sesuatu yang tak penting untuk direspon untuk dimaknai hening, sunyi sepi sendiri aku menebak-nebak apa arti diammu apa kali ini kita mesti kembali ke titik nol saat aku dan kamu tidak pernah ada semua pesanku tentang perasaanku tersangkut senyapmu mungkin aku harus mulai berhenti mengirimkan pesan mulai bermonolog untuk akhir cerita selamat tinggal yang tertulis dalam rasa

kemarin, hari ini, dan esok hari

Aku ingin menikmati hari ini dan bukan tersesat di kemarin apalagi mereka-reka esok aku ingin hidup di saat ini meski kemarin kita penuh kisah dan masa depan kita sangat menggoda aku ingin mensyukuri hari ini meski kamu hanya diam dan aku terus berbicara pada angin menulis tembok bertanya pada langit dan berdiri di pojok sibuk sendiri dengan pikiranku sedang kamu tak sekalipun menyapaku mungkin kini tiada aku dalam hari ini mu aku tetap ingin meresapi hari ini karena aku tahu hari ini milikku esok mungkin tak pernah seperti khayalku dan kemarin telah berlalu kamu pernah jadi kemarinku dan masih aku pertahankan bayangmu untuk saat ini dan itu aku membuatku menyepelekan hari iniku dan bermimpi kosong tentang esok kita kali ini, aku akan berbalik arah dan menikmati hari iniku karena aku tak mau terus membohongiku hariku bahwakamu terlanjur menjauh meninggalkan aku sendiri

kangen berat

Jadi minggu depan kita hanya terpisah lima jam saja ? berkurang sejam, zona waktumu semakin mendekat pada zona waktuku di sana, selapis jaketmu akan berkurang dan tak ada lagi salju yang selalu kita bagi berdua di sini, terik mentari yang mulai mengubah warna kulitku aku berteman remote ac membeli paket internet duduk di meja baruku, menulis dan membaca bertemu teman-teman lamaku ngopi dan bermetamorfosis menjadi aku yang baru tapi aku menunggumu dalam tenang untuk semua imajinasi tentang upacara minum teh kita yang sakral next time as soon as possible semoga kamu cepat datang jangan berlama-lama aku  kangen berat

cafe blau dan si Buddy

Cafe Blau, ramadhan hari entah ke berapa, dia menemani saya berbuka. menunggu dengan sabar, waktu berbuka yang kelewat panjang di musim panas. Waktu itu, saya memilih dengan cermat, pakaian apa yang saya pakai dan model jilbab yang agak hijaber, yang jarang-jarang saya pakai. hanya untuk memberikan kesan pertama yang agak unyu. Gondrong, kaca mata, dan senyum yang meneduhkan, seketika saya merasa Tuhan bermain mata dengan saya. Too good to be true, kalau buddy saya ini lumayan keren. Tiga tahun kemudian, sore tadi, di cafe Blau,  saya masih saja terpesona caranya membicarakan researchnya, dan pengetahuannya sebagai seorang ahli sejarah yang hampir jadi phd. sampai ketemu lagi, salju tadi siang, segelas kopi susu cangkir jumbo, jaket merah, dan lambaian tangan..