Posts

Showing posts from February, 2016

clueless

sebulan ini, saya cuma pengen kita "normal" bukan seperti sekarang ketika kamu menjadi semakin asing menghindari, menjauhi, menghilang dengan begitu sempurna sebulan ini, saya cuma pengen kita ngobrol mengingat hal-hal gila masak masakan kesukaan menyanyi dan bergitar melarikan diri dari Bonn saya cuma pengen yang kecil-kecil seperti itu bukan sesuatu yang besar yang saya tau tidak akan pernah bisa kamu berikan saya terlalu marah kecewa bersedih dan kehilangan kata untuk kesekian kali, saya tidak bisa mengerti kamu kehati-hatianmu, mungkin empatimu, mungkin saja ketakutanmu, mungkin juga atau mungkin kamu sudah terlalu muak dengan semua drama ini ah, kali ini bukan drama saya pengen yang normal, ngobrol, yang kecil-kecil jika untuk itu kamu juga tak sudi betapa menyedihkan dan sekarang sudah terlambat saya terlanjur bingung sendiri terjebak dalam rasa penasaran terlalu penasaran  membuat saya tak habis pikir tak punya petunjuk apa sebenar

Ema

 Aku datang untuk mengucapkan selamat tinggal dua hari bersamanya, aku habiskan tertawa dan menangis dari hatiku kami dua orang perempuan yang terlanjur dipertemukan takdir untuk saling menguatkan dan menyemangati kami berbicara hingga larut, berjalan di taman, mencoba manisnya waffle, lezatnya sushi, menikmati "kings of convenience" favoritnya, bibimpab, membeli gaya dan memilih warna mencari kado, berfoto menikmati kota kecil yang terbalut sejarah sarapan rumahan nasi goreng terasi dan mie korea yang pedas aku tidak pernah terlalu sentimentil, tapi bersamanya, aku merasa terlalu membuka hatiku membiarkan semua menyentuh hati, oleh kisahnya, sedihnya, senangnya aku merasa aku terlalu terbawa perasaan dan menjadi tak berdaya Adikku, perempuan yang cantik aku selalu berpikir, dia terlalu sempurna meski aku merasa hidup tak pernah adil untuknya dan kemarahanku membuatku hanya beku hingga aku kembali ke Bonn semoga mimpi-mimpi akan terus hidup menguatkan

Luxembourg, putri duyung ungu dan kangen

Ini cerita perjalanan sehari di Luxembourg, kota seribu benteng, cerita tentang putri duyung, dan sedikit curcol saya yang lagi kangen . Saya kepagian berangkatnya, jam enam pagi dari rumah, lalu sadar ketika lima menit lagi kereta saya mau berangkat kalau Länder tiket Rheiland pfalz plus Luxembourg saya belum berlaku sebelum jam 9 pagi. Jadinya saya terdampar di Bad Breisig, menikmati pagi syahdu di tepian sungai Rhein. Berdiri dan membicarakan hidup dengan diri saya sendiri. Kastil tua dan kebun anggur di seberang sungai membuat pagi itu semakin menakjubkan. Saya harus membeli dua tiket sambungan untuk sampai di Koblenz. Entah kenapa saya lupa kalau Länder tiket itu validnya di atas jam 9 pagi. Sepertinya dulu, pas bolak balik Stuttgart, saya pernah tanpa sadar pengen berhenti di Bad Breisig. Jadinya ya seperti itu, Tuhan mengabulkan doa saya itu dengan cara yang tak terduga-duga. Saya salah gerbong ketika naik kereta di Koblenz, saya harus tukar gerbong di Trier ke gerbong ke

iklan detergen gak penting hanya bikin kangen saja

Teman-teman saya baru saja men-share iklan detergen dari India tentang seorang ibu muda yang melakukan semua pekerjaan rumahnya sendiri. Iklan ini berdasarkan narasi ayah dari perempuan muda itu yang merubah habitnya, dari yang selalu ingin dilayani jadi melayani. Sang ayah memulai dengan mencuci bajunya sendiri dengan mesin cuci dan tetap saja masih dibantu oleh istrinya. Ayah ini menyesal karena tidak pernah memberikan contoh yang baik, bagaimana seorang lak-laki ikut berbagi tanggung jawab di rumah. melihat begitu banyak facebooker yang men-share video ini, saya berpikir, mungkin semua orang berpikir hal seperti ini terjadi di rumah tangga dan kehidupan pernikahan di asia. Ketika seorang ibu mengerjakan semuanya, bapak hanya duduk atau pura-pura bekerja padahal menonton TV. Kalau di keluarga saya, kami memang punya mesin cuci. Hanya saja, babah saya tidak pernah menyerahkan tugas mencuci bajunya kepada istri atau anak-anaknya. Beliau mengurus baju kotornya sendiri. Baju bagus di

ngelandook hari ini

I kamu kemarin nyariin aku ke ruanganku? aku cuma kebetulan lewat aja kok pokoknya kita harus ketemuan ya sebelum aku pulang yaaaa II April masih di sana? Masih. Kamu mau mudik? iya, jemput aku di pelabuhan ya.. Okeee III Aku balik maret, dah ada list traktiran : Bakso, ngopi, gunung salju Beresss, satu-satu nanti dilaksanakan IV kapan selesai ? Pulang aja dulu.. nanti dilihat bisa gak... (kita memikirkan sesuatu tentang masa depan) ih... kangen abaaaang..

gerhana matahari total karenamu

Tanpamu bumiku seperti dilintasi gerhana matahari total gelap gulita anamoli gravitasi bumi pasang air laut memicu gempa tapi hanya beberapa menit saja (jangan ke-gr-an)

Hampir Valentine di Brussels

Solo travelling saya pertama saya ke Brussels, cuma seharian gak pake nginap. Pagi berangkat ke Köln, Köln naik kereta cepat sampai Brussels nord ketinggalan kereta yang ke Brussels central sarapan waffle dan cokelat hangat Ikut free walking tour Nyobain Waffle yang dijual di mobil Makan siang burger ikan dan Belgium Fries dengan saus Samurai dan Brazil Berburu coklat Retail Therapy Nyobain public transport Ngeliat atomium Balik ke Brussels Nord Nunggu kereta sampai kedinginan Nyambung naik RE dari Aachen Sampai Köln naik MRB balik ke Bonn Ternyata brussels lumayan juga, gak tau kenapa selama ini gak pernah masuk daftar travel destination saya. Bahkan pas si ndut datang juga gak ada niat buat ngajak doi ke belgia. Cokelat dimana-mana merah jambu bentuk lope-lope dan saya cuma jalan sendirian menikmati hari menikmati kota menikmati suasana hampir valentine di Brussels

celana jeans robek

Mbak Ayu, bertanya dengan serius, kenapa celana saya robek ? Dia ngakunya kaget ketika melihat celana jeans saya ketika kami meeting bareng si Bos. Menurut mbak Ayu, si Bos juga kaget dengan celana jeans robek-robek saya. Mbak Ayu gak pernah berpikir saya memang sengaja memakai celana robek. Maka weekend kemarin, ketika kami iseng masuk gerai Zara, saya berhasil meyakinkan mbak ayu kalau celana jeans robek lagi ngetrend. Celana jeans robek mendominasi semua produk jeans awal tahun ini. Buat saya, celana jeans robek adalah cita-cita masa kecil saya. Obsesi masa kecil yang tak pernah kesampaian. Baru di Bonn ini kesampean. Jangan membayangkan aurat saya kelihatan dengan celana jeans ini. Tentu saja saya memakai dua lapis celana legging dan thermal berhubung ini musim dingin. Kalau di Aceh nanti, saya akan merayu ibu saya untuk membawa celana jeans saya ini ke tukang jahit langganan buat ditambal. Jadi tetap bisa saya pakai. Hanya saja, apakah saya cukup berani memakainya? Apa

meeting dengan supervisor

Saya menunggu supervisor saya di dekat meja informasi di Bonn Hbf. Keretanya terlambat. Ketika beliau datang, saya tidak bisa mengenalinya. Punggung saya sudah sangat pegal menggendong laptop. Ransel saya letakkan di lantai. Saya menyender di dinding. Tangan memegang hape. Saya baru membaca pesannya yang mengatakan, lima menit lagi beliau tiba. Beliau memakai topi kupluk mendekat dan menyapa saya kami berjalan kaki menuju kantor supervisor kedua saya. Jangan harap kami berjalan beriringan, Beliau bergegas sambil menarik kopernya dan memegang botol juice Hujan dan angin kencang. Sesekali beliau melihat ke belakang, memastikan saya masih berjalan dan bertanya apakah saya baik-baik saja. Langkahnya begitu cepat dan saya terus berjuang dengan payung saya yang tidak kuat dihantam angin. Akhirnya saya menutup payung dengan susah payah. Untungnya jaket saya tahan air, hanya sepatu keds saya yang mulai kuyup. Kami sampai di geography institute tepat waktu Supervisor ketiga

super cemen

Semua percakapan kita sudah aku screen shoot, aku suka membacanya kata-kata manismu terlalu manis malah membuatku ingin muntah sekarang so sweet so fake jadi kamu sekarang dimana? kenapa menjadi hantu kenapa jadi tidak seru seperti ini ? kenapa warna yang kamu tawarkan begitu gelap? katamu kamu ingin buat aku senang kamu senang kalau aku senang apakah kamu ketakutan? apakah kamu cuma iseng? setidaknya, katakanlah selamat tinggal aku yakin kamu punya banyak kata kamu toh terbiasa menulis tidak berjanji bukan berarti tidak beretika meski muda bukan berati tidak tau merasa atau ada alasan lain banjir, koneksi internet mampus, tersesat di hutan rimba, tidak bisa turun dari gunung atau hanya ingin menghilang let me know apakah kamu cemen atau super cemen

terlalu cemen

Satu hari, kami pernah tidak sengaja berbicara random, "Aku gak habis pikir de, kenapa orang harus curhat di facebook ?" kata saya "Apa bedanya dengan yang curhat di blog ?" katanya tanpa ekspresi Iya, dia tau saya suka curhat di blog. Pembelaan saya waktu itu, toh gak semua teman saya tau alamat blog saya dan mau singgah buat membacanya hanya karena iseng. Tapi waktu itu tetap saja, dia berkata, saya sama saja seperti orang yang rajin update status di facebook. meski saya adalah orang yang sangat membenci  segala sesuatu di dunia maya, saya masih rajin update blog. hanya untuk menulis, agar tidak lupa. saya terlalu capek dengan semua pesan online, pembicaraan online, video calling, skype. saya sudah selesai dengan semua itu. sejak saya bisa membedakan antara yang nyata dan yang hanya dikatakan tanpa menatap mata. saya sangat membencinya yang malas membalas pesan saya, katanya, dia hanya membalas hal yang penting saja. dan alasan dia menggantung pesa

makan siang kami

setelah saya membatalkan secara sepihak hari senin, selasa kemarin kami janjian makan siang lagi. saya sudah menunggunya lima menit di depan kantin, dan si dia belum muncul-muncul juga. Saya lalu balik ke ruangan buat ngambil hape dan menghubungi dia "kamu dimana?" lima menit kemudian dia sudah muncul, dan saya sudah mengantri makanan. lalu saya menemukan meja kosong di sudut kantin yang dari sudut itu pemandangannya gak terlalu keren. si Dia celingakcelinguk mencari saya setelah membayar makanannya, saya melambaikan tangan dan akhirnya dia duduk di samping saya. Saya dapat oleh-oleh gantungan kunci dan permen dari Mexico. Lalu sebelum makan dia memperlihatkan foto-fotonya selama di sana dari hapenya sambil menjelaskan tentang foto-foto itu. Saya lalu meminta satu foto dan langsung dikirimkan ke hape saya. Sebenarnya pengen minta foto yang ada doinya, tapi malu hehe.. Bajunya selama di sana selalu berwarna hijau. Dasar makelar kodok, dia ngaku suka warna hijau.