Posts

Showing posts from April, 2015

Supervisi

Supervisi saya berjalan dengan lancar jaya meski diawali dengan insiden dua kali membatalkan tiket kereta. Pertama, waktu jadwal konsultasi dipindahkan sehari sesudah waktu yang dijanjikan. Kedua, saya salah beli tiket, terbalik stuttgart-bonn bonn-stuttgart. Parah. Saya di host alis dan lijar di stuttgart. malam pertama saya malah diskusi sampai jam dua malam dengan alis yang kemungkinan besar akan memiliki supervisor sama dengan saya. Paginya, saya membaca buku koleksi alis yang keren-keren yang jauh lebih menarik dari report yang saya tulis. Tiba-tiba sudah siang saja, kami makan siang ayam dan capcay buatan alis sebelum diantar ke institut supervisor saya. Pas ketemu supervisor, tanpa mukadimah, saya langsung diajak makan siang. Tanpa bertanya saya sudah makan apa belum. Kadang, saya pikir, supervisor saya ini agak ke-indonesia-indonesian. Sambil makan saya mulai ngobrol dan lalu dibeliin kopi espresso. Itu pertama kali saya ngopi espresso, gelas kecil, dan biskuit satu poton

teman baik

Kalau ini, jelas sekali, posting curhatan haha.. iya mau curhat, kenapa susah sekali untuk tidak menjilat ludah sendiri. Misalnya kalau udah ngomong, selesai, mau move on tapi ujung-ujungnya malah balik lagi sama alur cerita yang sama. kalau kata ibu saya, ya seperti itulah orang pacaran. berantem baikan, baikan berantem. mang saya pacaran ? tentu saja itu tidak. siapa juga yang pacaran. kami cuma sahabatan. sahabat baik, atau dalam level yang lebih rendah, teman baik. hanya saja, waktu gak bisa berbohong, kalau telah banyak waktu yang dihabiskan sama-sama, jadi bukan hanya sahabat dalam arti harfiah tapi jiwa juga sudah bersahabat. dan menurut saya, salah satu anugerah terbesar adalah memiliki sahabat. ngeliat sahabat saya itu nunjukin sepatu barunya ke saya, makan roti karena kelaparan, nyari-nyari acara TV yang bagus, sambil cerita mimpi-mimpi dan pacar barunya. Ah, sayang sekali, dia sudah punya pacar baru yang saya pikir, itu cuma bohongan saja, biar saya cemburu

Sarapan di Bonn

Weekend kemarin, cukup spesial buat saya, dan harus ditulis di blog supaya gak lupa. Saya sarapan bareng dua orang cowok. Ada teman lagi main ke Bonn dan nginap di rumah teman saya. Sabtu, tanpa rencana, akhirnya masak nasi uduk bareng teman saya plus keumamah, plus sambal goreng kentang udang bumbu sachetan. Sudah lama gak masak bareng dia. Tentu saja, saya chefnya, si teman biasa itu cuma jadi chicken chef yang sangat patuh. Dia kupas kentang trus saya yang potong-potong jadi potongan aneh karena gak sama besar dan sama sekali gak berseni. Pas dihidang di piring gak ada indah-indahnya dan saya menyalahkan si asisten yang membiarkan saya memotong kentang. Goreng menggoreng urusan asisten, giling bumbu juga asisten, tapi buat meracik, tentu saja si chef yang turun tangan. Alhasil semua masakan kami itu agak asin, karena saya memang agak ngebet buat nikah haha.. setelah satu jam proses masak memasak yang penuh gelak tawa dan hina dina, maka kami menikmati sarapan dalam perbincanga

ketika dia men-submit disertasinya

Siang ini, tiba-tiba si mas ganteng yang duduk di belakang saya itu, memanggil nama saya. Sari.. saya, masih tersesat dalam ribuan kata dalam bab findings saya, dan earphone yang memutar lagu entah apa, agak kaget karena dipanggil tiba-tiba. Aku baru saja men-submit disertasiku.. Ya ampun, si mas baru saja membuat suatu hal luar biasa, mengirimkan final draftnya ke examination office di London sana. Itu artinya, dia udah beres. udah hampir jadi PhD. dan hanya saya dan dia di ruangan ini. cuma saya, yang ada sama dia dalam detik-detik bersejarah itu. dan saya merasa sangat tersanjung. uh, rasanya pengen dipeluk saja kalau muhrim ha..ha.. dia kelihatan bahagia dan grogi, campur aduk, dan sangat deg-deg-an lalu kami larut dalam kegembiraan. Ibarat ibu, itu seperti baru saja melahirkan setelah tiga tahun mengandung. Ah senangnya, kapan giliran saya ya.. Tidak lama lagi sari.. kata si mas dalam baluran senyumnya yang paling manis saya pun tersenyum dan berjanj

waktu yang tepat

Semua itu cuma masalah waktu saja, tidak perlu dipercepat atau diperlambat. Jalani saja. Kalau sudah waktunya, maka itu akan terjadi. seperti nenek yang akhirnya bisa baikan dengan mantan kecengannya, hanya butuh satu kesempatan buat ngomong kembali, bertukar nomor hape, dan hampir pingsan dapat sms "yoii" dan  bonus emoticon :D dari dia yang rasanya tak mungkin bisa berbaikan lagi. seperti saya, yang akhirnya, setelah berbaris pertanyaan saya dan perbincangan saya cuma dibalas, "semoga kamu sukses ya..." lampu merah, harus stop, dan ini waktunya buat say good bye kali ini silent good bye saja karena saya dan dia telah melalui terlalu banyak keriuhan karena dan hanya karena sudah tiba waktunya hanya satu kata buat waktu yang tepat untuk memulai atau mengakhiri lega mari tersenyum :D

mimpi semalam

Ternyata, mimpi itu bisa dalam bahasa apa saja. Semalam saya mimpi teman seruangan saya yang pintar, cakep, dan cute abis. Dalam mimpi saya itu, si mas, kelihatan kelelahan, mendorong sepedanya dan bertemu saya di suatu tempat. Waktu saya tanya, ternyata si mas tersesat dan kelaparan, dan maksa saya buat ngantarin dia ke restoran. Saya bilang ke si mas, saya cuma taunya restoran Indonesia, kamu gak pa-pa kan kalau makan makanan Indonesia? Si mas bilang dia bisa makan apa saja Lalu saya mengantarkan si mas nyari warung makan. dan akhirnya mimpi saya beres. Siang tadi, waktu lagi nunggu lift buat makan siang, saya cerita kalau saya mimpi dia. Si mas tersenyum lebar sekali. Iya sih, aku lagi capek banget dan sekarang memang laper banget. Kebetulan sekali katanya. Uh, saya jadi gimana gitu, si mas hari ini keren banget, dengan kemeja ungu yang lengannya digulung asal-asalan, rambut berantakan, membaca draft final disertasinya yang akan segera disubmitt. Aku akan membe