Posts

Showing posts from February, 2015

buku yang datang pada saat yang tepat

Salah satu teman phd saya, minggu lalu bercerita, bahwa, temannya menyarankan dia untuk membeli buku yang judulnya : completing your qualitative dissertation, a road map from beginning to end. Kata teman saya, temannya itu berhasil menyelesaikan phd dengan berpedoman pada buku itu. Buku itu seperti buku self help dan motivation buat phd student yang tersesat seperti kami. saya lalu memesannya lewat amazone, dua hari kemudian bukunya udah ada di kotak pos saya. saya membaca buku itu pelan-pelan, di rumah, di perjalanan weekend dan hari ini meletakkannya di atas meja, mencoba pelan-pelan mengikuti petunjuk yang disajikan dengan sangat simpel. ah, kenapa baru sekarang saya ketemu buku ini? kenapa gak sejak dulu. meski sebenarnya saya udah on track dan buku ini lalu datang di saat yang tepat, membantu saya menulis findings dan analisis chapter. menurut buku ini masih banyak pekerjaan saya, semoga bisa selesai tepat waktu.

writing block again

Hari ini, dua orang, dengan bersungguh-sungguh meminta satu kopi disertasi saya. Satu orang lagi minta poin-poin dari hasil dan kesimpulan saja. Saya, detik ini, stuck dirimba maya, buka facebook, baca berita, meski mengatasnamakan mencari data. Kertas putih masih memanggil buat ditulis. Lima hari berperang dan kalah, tidak satu halaman pun tertulis. Seperti kabut yang turun hari ini di Bonn, benak saya dipenuhi ini itu yang membuat semua kelihatan begitu mengerikan. Mampukah saya menyelesaikannya tepat waktu? Inspirasi, datanglah, bantu saya menulis disertasi ini.

kue lapis winter

Kabar baiknya, Bonn tidak terlalu dingin lagi. empat derajat hari ini bandingkan dengan minus lima ketika minggu lalu saya balik ke Bonn. Hidup sudah berjalan normal, kampus rumah, kampus rumah, weekend ngopi. Hari ini saya menyadari, pagi ini ketika berjalan ke kampus, saya seperti biasa mengenakan pakaian berlapis-lapis. Saya perhatikan orang lain juga berpakaian seperti itu jika musim dingin. Lapis pertama, atasan atau kaos yang agak tebal menempel tubuh, dengan turtle neck atau yang kerahnya agak tinggi. Lalu dilapis lagi pullover hoody Lalu dilapis lagi jaket tebal, jaket winter yang benar-benar ampuh menahan dingin Fungsi setiap lapis ini berbeda, kadang kalau sudah tidak terlalu dingin pullover bisa dibuka atau malah jaketnya dibuka. lalu ada syal, thermal, kaos kaki tebal, sarung tangan, dan sepatu winter. Hari ini lapisan yang saya pakai agak banyak. Lapis pertama, kaos winter, belinya dua winter lalu Lapis kedua, atasan abu-abu, belinya di Adelaide, kembara

First day in Bonn

Balik ke Bonn setelah lebih dari 24 jam perjalanan berada di cakrawala. Aku tidak bisa mengatakan aku tidak menikmati perjalanan ini. Terbang, bukankah itu suatu mukjizat, bisa berada di langit dan melihat awan putih sejajar mata? Belum lagi ketika mataku menikmati lapisan salju yang menutupi pohon ketika akan mendarat di Bandara Koeln. Aku tersenyum bahagia,  ketika melihat, lelaki itu, berdiri, di gerbang kedatangan, menatap lurus mencoba mencari sosokku yang ternyata sudah duluan berdiri menunggunya di luar. Jangan berpikir kami akan berpelukan, atau dia membawakan aku bunga, tentu saja tidak. Dia segera mengambil alih koper hitamku dan dengan rela mendengarkan aku memuntahkan semua yang kusimpan di kepalaku duapuluh empat jam terakhir sendirian. Sungguh malang nasibnya, ha..ha.. Lalu aku sendirian lagi, di kota yang ternyata memang telah jadi rumahku. Belanja makanan untuk mengisi kulkas, mengisi pulsa untuk hapeku, memasang sprei dan merebahkan diri di kamar yang membeku.