Posts

Showing posts from April, 2014

Dear bang Leno, please be mine

Akhirnya saya jadi beli laptop baru. Proses beli laptop ini menghabiskan banyak energi juga, dalam rangka memikirkan merk dan spesifikasi apa yang cocok buat saya. Laptop lama saja, si Jazzy, sudah renta dan saya agak khawatir untuk menyimpan dan mengolah data dengan suhu tubuhnya yang hampir selalu panas tinggi. Seperti biasa, kalau berhubungan dengan komputer, saya selalu konsul sama zuhra. Konsul itu kata lain buat ngerepotin, hehe. Alhamdulillah dek zuhra sabar menjawab semua pertanyaan dan memberikan saran-saran berguna. Awalnya pengen beli laptop yang ada gambar apelnya, tapi kata zuhra kalau beli di Kuala Lumpur, bisa lebih murah lima juta. Sakit hati dengarnya, padahal adek saya baru pulang dari internship di Kuala Lumpur trus pulangnya juga lewat banda aceh dulu. Jadinya, saya membeli laptop merk lain, semoga bisa bertahan sampai beres sekolah dengan aman terkendali. Akhirnya pilihan jatuh ke laptop lenovo ideapad u430p, saya beli langsung dari websitenya. Setelah membandi

Perempuan tigapuluh dua tahun ini

Saat ini, saya mulai membuka diri  untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang mengapa saya belum menikah hingga saat ini? apakah saya terlalu pilih-pilih? apakah saya mengejar karir? kenapa saya lebih memilih bersekolah daripada menikah? Apakah saya tidak takut dengan usia saya yang semakin tua? Pertanyaan ini masuk dalam urusan-urusan pribadi saya yang sekarang ini tidak lagi saya jawab dengan tersenyum saja. Saya akan menjawabnya dengan terbuka dan jujur. Topik pernikahan ini akan selalu dikaitkan dengan usia. Umumnya untuk perempuan Indonesia, tingkat kegalauan belum menikah, semakin bertambah dengan bertambahnya umur. Misalnya, tingkat kegalauan seorang perempuan yang baru berumur duapuluh tahun, seharusnya tidak mengalahkan perempuan yang berumur tigapuluh dua tahun. Namun, realitanya, belakangan ini, saya berkenalan dengan perempuan-perempuan muda yang baru menempuh tahun pertama di perguruan tinggi tapi sudah menggalau tentang pernikahan. Mereka memiliki keinginan besar

refleksi : my PhD Journey

Image
Akhirnya hari ini terlalui juga dengan baik. Sebulan yang lalu, saya ingin men-skip hari ini dari kelender karena hari ini saya harus memberikan presentasi di kolokium tentang hasil fieldwork saya lima bulan di Banda Aceh. Alhamdulillah, semua berjalan dengan baik. Meski bahasa inggris saya belepotan dan tangan saya masih saja dingin ketika berbicara di depan umum. Salah satu pelajaran yang saya hayati selama menjadi phd student, untuk selalu berlapang dada menerima komen dan feedback. Malah saya harus rajin meminta feedback pekerjaan saya. Untuk presentasi dua puluh menit tadi, saya melalui dua kali proses review. Pertama saya menyiapkan slides saya, lalu saya mengirimkannya ke Neysa, Neysa baca dan memberikan komen, lalu saya perbaiki, lalu dikomen lagi, saya perbaiki lagi dan akhirnya jadi. Alhamdulillah, ada Neysa yang berbaik hati membantu untuk melakukan proof reading, memberikan banyak pertanyaan yang membantu saya mematangkan ide, dan saran untuk membuat pekerjaan saya lebi

Banda Aceh, Tempat Kita Belajar dan Mengajarkan tentang Usaha Pengurangan Risiko Bencana Tsunami

Image
Ketika supervisor dan dua orang dosen saya dari Jerman mengabarkan akan mengunjungi Banda Aceh selama dua hari, maka saya segera menyusun rencana kegiatan mereka selama di Banda Aceh. Penelitian saya yang dibimbingnya tentang tsunami resilience dan universitas tempat saya belajar memang mengkhususkan kajian tentang lingkungan, kerentanan, bencana, dan keselamatan manusia. Saya pikir,  ini adalah kesempatan yang baik untuk memperkenalkan wisata tsunami yang bisa memberikan pembelajaran sekaligus kenangan tentang kota Banda Aceh. Mereka pastinya sudah membaca banyak tentang tsunami dan sudah mengunjungi Jepang yang juga memiliki pengalaman lebih baik dalam mengelola situs wisata tsunami. Namun, saya yakin, Banda Aceh memiliki “sesuatu” yang berbeda, bukan hanya tentang situs peninggalan tsunami tetapi juga pengalaman dan usaha masyarakatnya bangkit kembali setelah bencana. Hal selanjutnya yang saya lakukan adalah berdiskusi dengan Bang Faisal yang akan membantu saya menjad

apa yang saya pikirkan tentang apa yang terjadi

Image
Sejak balik ke Bonn, sudah sebulan, tidak banyak yang saya kerjakan. Saya seperti mengalami kembali cultural shock, kembali sendiri dan berjuang untuk phd saya yang tak seberapa ini. Hal ini semakin diperparah dengan todongan memberikan presentasi hasil fieldwork saya di Aceh selama lima bulan. Meski supervisor saya datang dan melihat sendiri, tapi beliau ingin lebih banyak orang yang memberikan masukan untuk mengolah data kualitatif saya. Sebuah presentasi, bukanlah sekedar presentasi. Presentasi membutuhkan inspirasi, inspirasi adalah kemasan. Ibaratnya saya harus menjual hasil pekerjaan saya, jadi harus kerenlah presentasi saya itu. Harusnya, tidak usah terlalu  dipikirkan, kerjakan saja. Duduk, buka powerpoint dan mulai dari slide satu, dua, tiga hingga seterusnya. sesederhana itu tapi tidak pernah sesederhana itu. Entah apa yang saya tunggu, hingga hitungan hari semakin dekat. Rabu depan, dan saya masih di titik nol. Namun, bukannya proses kreatif membutukan fase inkubasi, exc

hari ini membaca tentang ndut

Image
Sore ini, saya melihat notifikasi facebook dari grup Gaminongblogger. Ternyata seorang teman menulis tentang sepak terjang si ndut di   blognya . Tulisannya bisa dilihat di sini . Membaca tulisan teman saya ini, saya jadi ingat awal mula si ndut mulai ngeblog. Awalnya blog itu kami buat untuk mempromosikan temurui clothingline. Karena blog tersebut gak diupdate-update jadinya saya sarankan ndut buat ngisi blog tersebut dengan kegiatan kesehariannya waktu itu, menjadi anak magang di sebuah taman di New York. Supaya bisa berbagi dengan banyak orang dan catatan kehidupannya di sana. Lalu, dalam percakapan-percakapan panjang kami tentang ngeblog, dalam menulis blog, mau tak mau kami harus membuka zona-zona pribadi kami dengan khalayak umum. Kadang ini juga menciptakan situasi yang gimana gitu, apalagi blog saya yang isinya curhatan semua. Seperti sebuah infotaiment yang dibawakan diri sendiri.Namun, saya sulit menulis yang serius di blog, ngeblog artinya nulis santai gak pake mikir. Ceri