Posts

Showing posts from September, 2013

hujan pagi ini di Bonn

Bonn semalaman, sepagian dan sesiangan hujan. Dari kemarin malahan, meski ada sedikit bonus, kemarin sore, selengkung pelangi indah, menyembul tak perduli dari ujung jendela kantor. Saya baru selesai mendiskusikan presentasi saya dengan Neysa, diskusi dalam bahasa Indonesia. Saya sungguh beruntung, ada yang bisa diajak diskusi dengan bahasa ibu saya dan bisa memberikan saran-saran bijaksana yang menenangkan hati. Hanya saja, tetap harus dipikirin mau diapain semua ide dan masukan-masukan. Balik ke meja saya, semua saran dari Neysa, kertas yang dicoret-coret dan semua ide berebutan untuk keluar, hanya saja, saya terlalu penuh untuk bisa mengeluarkan satu per satu. Jadinya saya cuma bengong, berselancar ke sana kemari, sambil mendengarkan musik. Lagu cinta yang dipilih untuk hari berhujan. Menghitung hari sebelum pulang hanya saja sebelumnya masih banyak ini itu yang harus dilalui. semoga terlalui dengan baik.

My Ndut

Pagi ini, saya bermimpi bertemu dengan adek bungsu saya yang imut-imut. Dia memakai seragam SD dan sedang memasukkan sesuatu ke dalam tas sekolahnya dengan serius. Dasi merahnya terpasang miring, dan ketika saya menyapanya, wajahnya kelihatan tidak senang. Saya suka sekali melihat wajah cuek itu, menggemaskan sekali. "Titou kelas berapa sekarang?" Tanya saya "Kelas dua " "Gurunya siapa ?" "Ibu Nelly " Saya tidak ingat lagi percakapan kami selanjutnya, karena saya terbangun oleh suara tangisan saya sendiri. Saya paling tidak suka menangis dalam tidur, tapi sesekali itu terjadi. Entah kenapa saya menangis, tapi mungkin di bawah alam sadar saya, saya memikirkan dengan sungguh-sungguh keadaan si ndut di Melbourne sana. Percakapan-percakapan panjang kami belakangan ini tentang perjuangan dan kesabaran di tahun pertama kuliah di luar negeri. Setelah masa bahagia mendapat beasiswa berakhir, maka akan ada masa satu semester atau satu tahu

Sabtu mendung di Bonn

Image
Sepertinya musim gugur sudah tiba di kota ini. Hujan rintik yang mempesona makin sering bertandang, menyapa malu-malu, membawa sejuta pesan dari langit yang sendu. Saya mulai memakai baju berlapis lagi. Berganti sepatu yang tak basah begitu saja oleh butir air. Kota ini, sebentar lagi saya tinggalkan. Maka hari ini, dari balik jendela yang dibuka lebar, saya membiarkan kamar saya yang berantakan disapa udara yang sejuk. Daun mulai berguguran Secangkir teh vanila berbalur madu, bubur kacang hijau, dan sepiring nasi goreng, pada suatu siang yang dihabiskan memikirkan ini itu. Kadang kesendirian ini begitu melenakan, kadang saya begitu ingin lari darinya.. riuh, hiruk pikuk atau sendu dan diri, entah mau memilih yang mana..

setelah berjalan-jalan

Rabu kemarin, saya balik ke Bonn setelah 12 hari melakukan perjalanan melihat delapan kota. Balik ke Bonn, rasanya perjalanan kemarin cuma mimpi. Kota ini membuat saya merasa tidak pernah pergi kemana-mana. Ingin rasanya menulis catatan perjalanan saya itu, sebelum semuanya terlupakan. Detil-detil yang ingin saya ingat. Rasa dan kenangan yang mestinya harus ditulis dan dibagi. Bahkan setelah beberapa haripun, bahu saya masih terasa pegal, kaki masih nyut-nyut, untung ransel sudah saya bongkar isinya. Nantilah, akan saya tulis semuanya, dan memilih foto-foto yang saya ambil dari kamera hijau saya yang terlalu sederhana merekam kenangan. nanti, kalau presentasi saya udah beres, persiapan field trip udah matang.. entah kapan.. hehehe..