Posts

Showing posts from April, 2013

last day on April

Image
April, Thank you for coming, with the flower and good weather rain and full moon and all good things last day on April

grillen

Grillen, atau BBQ, sebenarnya bukan hal baru buat saya. Kalau di rumah, kami punya kebiasaan bakar ikan setiap malam tahun baru. Kumpul keluarga besar di rumah seorang tante lalu bakar ikan dengan bersungguh-sungguh, dalam artian lengkap dengan sambal kecap, nasi, buah, minuman, dan pastinya keakraban antar tante om dan keponakan. waktu kuliah dulu, pernah sekali kami bakar ayam bareng, ayam utuh dengan ayam sumbangan dari teman saya yang punya peternakan ayam. seingat saya, itu sekali saja, kami kumpul-kumpul satu angkatan dengan hebohnya. waktu di adelaide, saya mulai terbiasa dengan undangan acara BBQ. ingat saya, BBQ dengan student Indonesia, dengan International student, anak aceh, dan lumayan sering berBBQ dimana-mana. tapi kemarin, Grillen juga di sini, dengan teman-teman saya anak Aceh di NRW. Sebenarnya cuacanya cukup dingin, tapi karena niat maka jadi juga bergrillen di pinggir sungai. Bakar ayam, daging, sosis dan sate sayur. semua dikoordinir, siapa membawa apa. niat

relativitas perasaan

Image
saya paling senang, kalau saya datang ke stasiun bis, moncong bisnya sudah kelihatan. Tinggal antri atau lari-lari kecil buat naik ke dalam bis. Atau menunggu dua atau tiga menit saja. paling eneg, kalau ngeliat bis baru aja jalan, seakan-akan ditinggalkan begitu saja. itu artinya saya harus menunggu bis yang lain selama lima, sepuluh menit, atau duapuluh menit. Kalau cuacanya asyik, ya okelah. kalau cuacanya merajuk dan saljuan, artinya menunggu dalam beku. tapi, itu semua berputar 180 derajat, ketika nunggu bisnya sambil ngobrol-ngobrol sama si mas. Bahkan ketika bis saya datang, saya menundanya, menunggu sepuluh menit lagi, jadi bisa bareng naik bis sama si mas. Lebih lanjutnya, sempat terbersit harap,  bis si mas, bocor bannya, terjebak macet, ngetem di bulan, atau nyasar salah jalan hingga harus mutar jauh baru nyampe ke stasiun. si mas yang menurut gosipnya pendiam dan pelit kata, kemarin sore bercerita banyak sekali. sampai-sampai saya gak diberi kesempatan buat gantian be

si melon

Image
mungkin kita terbiasa melihat seseorang yang berada di dekat kita sebagai orang yang biasa-biasa saja. mungkin karena mereka tak pernah ragu memperlihatkan diri mereka yang apa adanya dan kita terbiasa melihat kekurangan mereka, dan takjub ketika melihat mereka adalah seseorang di luar sana. kemarin ketika melon mengirimkan fotonya dengan koleganya, berjas putih, dengan senyum profesi penuh percaya diri, saya baru tersadar, adek melon saya itu, bentar lagi akan menjelma menjadi seorang dokter spesialis dengan kompetensi yang sangat tinggi. bagaimana bisa, teman berantem dan teman main saya sejak kecil, tak lama lagi menjadi seorang dokter yang mengepalai IGD ? paling tidak saya bisa konsul 24 jam gratis dengan ibu dokter galak ini. meski kadang sarannya dan daya terawang bu dokter ini suka saya ragukan meski akhirnya dia sampai saat ini hampir selalu jitu mendiagnosis lewat foto yang saya kirimkan seadanya. semoga melon bisa segera menyelesaikan studinya dan membuat saya

where my journey begin

saya jadi ingat, waktu dulu saya memutuskan membeli terra, kamera pentax saya, slr pertama dan mungkin yang terakhir, tabungan saya nyaris nol. waktu itu saya lagi galau sangat dan patah hati. uci waktu itu menemani saya membelinya. kami memang sudah membicarakan tentang kamera ini sejak lama. saya sudah menyelesaikan kursus memotret saya, hanya menunggu momen untuk membelinya. momen itu akhirnya datang, menepis keraguan, dan jadilah terra milik saya. Uci menemani saya membelinya di satu toko kamera di cental market, dan si mas yang jualnya manis sekali senyumnya. membuat kebahagian kami hari itu semakin lengkap hahaha saya masih menyimpan foto-foto pertama kami itu. setelah membelinya kami ke office uci, dan ketika saya melihat foto itu lagi, saya jadi ingat office uci dan semakin menyadari, office uci, tempat saya memulai mimpi pertama saya menjadi phd student. di sana, saya melihat dari dekat kehidupan phd student dan membicarakan apapun termasuk menculik uci dari officenya. l

tanya kenapa?

kalau seorang spiderman ulang tahun, apakah dia akan merayakannya sambil bergantung dengan jaring-jaring   di antara gedung-gedung pencakar langit? jika seorang zorro terlalu sibuk bekerja mengejar musuhnya, apakah dia akan melewatkan makan siangnya, dan membiarkan dirinya kelaparan hingga sore hari? lalu apakah ketika seorang dengan sayap perak tersesat dirimbun sakura, apakah dia akan melupakan sebungkus magnum kesayangannya? ketika seorang bad boy mengajak berbicara, tapi tidak mau memberikan petunjuk tentang apa yang akan dibicarakannya, apakah dia hanya ingin proposalnya direview ? mungkinkah ketika seekor bebek menyukai sebuah foto di facebook, apakah dia bersungguh-sungguh menyukai satu di antara beberapa gadis manis yang terbingkai senyumnya ? hmm, pastinya pertanyaan di atas bukan daftar research question saya, pertanyaan-pertanyaan itu, tidak penting, tapi terus minta dijawab pertanyaan saya cuma satu, sampai kapan saya menepikan research question saya dan membe

world book day

Image
Selamat Hari Buku sedunia :) hari ini memang saya habiskan dengan sebuah buku. Buku yang tebalnya 466 halaman itu, hari ini berhasil saya baca 42 halaman. 10 jam 42 halaman, amaijing kan? buku tentang cara menulis disertasi phd, itu yang saya baca hari ini. buku ini dipinjamkan maria, seminggu yang lalu. maria teman phd saya, berbaik hati meminjamkan dua buah buku yang baru saya sentuh hari ini. hobi membaca buku saya, sepertinya akan beralih ke hobi yang lain, sejak saya harus membaca buku-buku yang seperti itu. hilang sudah kesenangan membaca buku, entah kapan terakhir kali menikmati membaca buku dengan bahagianya. kalau bukunya saya suka, kecepatan membaca saya bisa dibanggakan. kalau bukunya biasa-biasa saja, baca depan, baca belakang, balik ke tengah. kangen membaca buku kesayangan saya, yang bergenre chick-lit, happy ending dan bersetting menarik. tersesat di halaman-halaman buku, mengembangkan imajinasi ke awan, dalam penokohan dan alur. tapi bagaimanapun, selam

sore, poppelsdorfer platz dan si mas :)

sore itu dia singgah untuk membeli sayur dan buah di swalayan dekat rumah. setelah berputar sekali memeriksa isi rak buah yang kelihatan legang, akhirnya dia memutuskan untuk membeli anggur dan jeruk. setelah itu dia memeriksa rak sayur, tak puas melihat sayur yang tak bervariasi dan memutuskan mendekati lemari pendingin, memilih sayur beku organic yang praktis. Semua belanjaan dibawanya dengan susah payah ke meja kasir, dan tiba-tiba matanya memandang seorang di ujung sedang mengawasi belanjaannya yang sedang dihitung.  dunia terlalu kecil, bahkan di negeri yang jauh ini, masih mungkin bertemu "someone" ketika berbelanja di satu toko. Sebotol minyak goreng kepunyaan si mas mengingatkannya pada botol yang sama yang hampir habis di lemari dapur. dia mengangkat belanjaannya dan kembali menuju rak minyak goreng untuk mengambil sebotol. ketika kembali ke meja kasir lagi, si "mas" berdiri masih di ujung sana. dia menundukkan pandangannya. sibuk mengatur b

Pernikahan Visioner

Kemarin, seperti biasa kami bertemu lagi di acara pengajian. Banyak cerita, segala keluh kesah, dan nasehat dibagi. Salah satu yang masih saya pikirkan, bahkan setelah saya bangun pagi tadi, tentang konsep pernikahan visioner. Semalam atas rekomendasi mbak evita, saya menonton videonya di youtube dan sempat saya bagikan kepada teman-teman yang saya pikir bisa berdiskusi dengan saya lebih lanjut. Lalu yang saya pahami, pernikahan visioner adalah konsep pernikahan yang berpikir ke depan, dengan segala daya dan upaya mengusahakan, agar kelak nantinya, bukan hanya saya, suami, atau anak saya yang berkumpul di surga, akan tetapi juga cucu, cicit, hingga semua generasi di bawah saya. Sebelumnya, saya kadang berdoa, semoga dipertemukan kembali dengan kakek nenek, orang tua dan adik-adik saya di surga. Tapi berpikir untuk bisa berkumpul dengan anak cucu cicit saya, belum pernah terpikirkan. Alhamdulillah saya belum terlambat, karena salah satu langkah yang diambil untuk mewujudkannya a

Tag der Erde 2013

Selamat hari bumi :) Pagi ini saya menerima ucapan selamat hari bumi dari teman saya. Pesan khususnya, mari selamatkan hutan Aceh. Berbeda dengan saya, beberapa tahun ini, sepertinya saya terpisahkan jauh sangat dari isu-isu lingkungan seperti hutan, terumbu karang, dan air. Padahal dulu, waktu masih kuliah, saya aktif jadi relawan lingkungan. Isu-isu itu begitu akrab dan karib. Kalau hari bumi seperti ini, biasanya saya pasti punya banyak agenda dan kegiatan. Saat ini, isu lingkungan yang agak sering saya dengar adalah tentang climate change karena teman-teman saya sebagian besar researchnya tentang itu. Sungguh miris mendengar berbagai hasil penelitian tentang banjir, kekeringan, gelombang panas dan musim yang tak beraturan. Mau tak mau manusia harus beradaptasi dengan buminya yang semakin rentan dan penuh ketidakpastian. Jadi, hari ini, apa yang sudah kita lakukan untuk bumi ini? kalau saya, tidak banyak yang sudah saya lakukan, meskipun saya ngakunya perduli. mungkin dengan

kartu pos dari Jepang

Image
Seperti biasa, saya mengintip kotak pos no.124 itu. Biasanya, tidak ada apa-apa di sana, jika saya tidak menunggu sebuah surat penting atau tagihan penting. Saya biasanya jarang membukanya, kecuali dari hasil intip-intip terlihat sesuatu yang mencurigakan, seperti misalnya, kartu pos. Yaay, akhirnya kartu pos Ikram nyampe juga dari Jepang sana. Ini kartu pos keduanya, kartu pos pertama gak tau nyangkut dimana. Tulisan tangannya kecil, kartu itu dipenuhi kisah dari negeri yang jauh sana. tulisnya, dia akan melihat sakura yang bermekaran dan sebulan kemudian, di sini, musim semi juga datang bersama sakura yang bermekaran. sungguh amazing :) cita-cita saya mengunjungi jepang belum kesampaian juga. entah kapan. semoga suatu saat, dan saya akan mengirimkan kartu pos dari Jepang. amiiin.. arigato Ikraaaam :)

introvert vs ekstrovert

Image
Menurut saya,  saya ini sepertinya campuran ekstrovert introvert, alias gak jelas. kadang saya enjoy berada di antara orang banyak, kadang saya lebih suka sendirian saja. kalau shopping, saya lebih suka sendirian. lebih bebas ke sana ke mari. tapi kalau ada yang rela menemani sambil bawa belanjaan, seperti si ndut, saya rela ditemani belanja. apalagi kalau dibayarin, hahaha, dengan senang hati. kalau curhat-curhat, tergantung sikon dan orangnya. kalau klop, pertemuan pertama, sudah bisa membicarakan ini itu dengan dalamnya. kalau gak kling, sudah lebih enam bulan seperti ini, saya masih belum mengenal teman-teman seruangan saya dengan baik. kalau makan, tergantung juga, saya lebih suka makan siang sendiri, duduk dan menikmati makan siang saya, namun kadang-kadang saya harus makan siang bareng, senyum-senyum gak jelas, mengangguk-angguk, karena pembicaraan dan peserta makan siang tidak terlalu akrab. lalu pembahasan intovert ekstrovert ini, sebenarnya karena saya menemukan sese

nikmat sehat

Telepon di meja teman saya Dee, sudah tiga kali berdering, baru saya angkat. Ternyata telepon dari teman saya juga, Matt,  Dee tidak datang kemarin. Sekalian saya ngasi tau Matt saya pinjam beberapa bukunya dan kami ngobrol sebentar. Ternyata Matt menelepon dari rumah, karena hampir sebulan lalu dia kecelakaan sepeda, dan cukup parah. Hingga saat ini kondisinya belum pulih dan dia masih harus bekerja dari rumah. Matt sedang mengerjakan draft terakhir thesis phdnya yang seharusnya segera di submitt. Sore, teman seruangan saya Jo, datang membawa kue ke kantor. Harusnya Jo sudah berada di Afrika mengerjakan field researchnya minggu lalu. tapi sepertinya dia harus menundanya sampai kesehatannya pulih, Jo terkena infeksi perut dan tidak boleh sharing toilet sampai antibiotiknya habis. malam, ketika menunggu isya yang hampir jam setengah sebelas, antara sadar dan tak sadar, saya memikirkan kedua teman saya ini. ternyata kesehatan sangat mahal harganya, tanpa tubuh yang fit, mustahil un

Göttingen akhir pekan kemarin

sungguh menyenangkan bertemu dengan teman-teman mahasiswa aceh yang kuliah seantero jerman. Agenda rutin tahunan duek pakat, ajang silaturrahmi dan memilih ketua baru kali ini diadakan di kota Göttingen tanggal 13-14 April kemarin. Saya, Mira, Sayed dan Zuhra berangkat pagi dari Bonn dengan tiket akhir pekan. Turun di Köln untuk berganti kereta, Bang Aulia bergabung bersama kami. Lalu ketika berganti kereta di Hamm, Rahmi yang dari Bochum kembali bergabung. Perjalanan dari Bonn ke Göttingen memakan waktu 6 jam lebih dengan beberapa kali berganti kereta. Siang ketika tiba di Göttingen, kami disambut hujan. Setelah menunggu bis setengah jam, kami tiba di tempat acara dan langsung makan siang dan salat. Persiapan panitia sungguh sangat baik, semua agenda acara berjalan lancar. Hampir tengah malam ketika kami sudah memilih kembali ketua untuk kepengurusan setahun ke depan. Hari minggu, agenda acara tambahan hingga pukul 11. Makan siang dibungkus dan kami foto bersama. Waktu sangat

late spring

Image
Ketika kemarin kembali lagi ke Bonn, musim semi mulai menampakkan diri. Matahari bersinar cerah, cahaya keemasannya berkilauan dari balik jendela kereta. Tadi pagi, saya memperhatikan orang-orang yang lalu lalang di bis dan stasiun. Mereka memakai pakaian yang berbeda. Jaket tebal sudah tak ada lagi, tak ada kain yang melilit leher, dan sepatu boot tinggi. Pakaian warna-warni, tak berlapis-lapis, jaket tipis dipakai atau ditenteng saja dan tak lupa kaca mata hitam. dan siang tadi ketika saya keluar makan siang, saya menemukan banyak sekali orang berjalan, berjemur, duduk di bangku taman, dan berdiri menikmati matahari. Burung-burung berkicau dan tunas-tunas tanaman mulai tampak. Saya melihat bunga-bunga liar beraneka warna muncul di antara rumput yang hijau di sepanjang jalan. Musim semi, sepertinya sudah datang. semoga tak lama lagi bunga-bunga bermekaran ..

menanti jam dua siang di hari jumat yang tak seberapa

yay, weekend, akhirnya jumat juga. minggu ini saya gak full masuk kantor. pagi datang, siang menghilang. ada beberapa sebab musabab, pertama karena kondisi lagi gak fit, kena hujan dan perubahan musim, jadilah saya pusing dan demam. habis ketemuan ma supervisor, setelah itu gak mood ngapa2ngapain lagi. mencerna dan sibuk memikirkan strategi memenuhi ekspektasi pak supervisor dan hari ini, sendirian lagi, dan dalam lima belas menit akan meeting dengan tutor. janjian hampir sebulanan, baru hari ini beliau ada waktu. setelah makan siang dan ngubek2 literatur buat paper pesanan, dan menunggu jam konsultasi, maka setelah ini saya akan cabut, kabur dari kantor hahaha (tertawa puas) sambil melirik-lirik hape, nunggu lampunya berkelap kelip, trus ada icon ijo gambar gagang telepon dengan tanda bintang, harap-harap cemas, mungkinkah atau tak mungkinkah.. ahhh, pesan saya udah dibaca dari tadi. mungkin beliau masih salat jumat. susah ternyata buat jawab ya dan tidak. hihi ah weeken

heimweh

homesick ini sepertinya mulai menjawil dan menggelitik. tadi sore, ketika saya duduk sendirian bercane kari, saya tau saya kangen rumah sangat.  cane satu piring, kuah kari satu piring, dan saya mencelup cane dengan cara yang sama dengan cara orang rumah. bukan dengan cara saya biasanya, menenggelamkan cane dengan kuah dalam piring yang sama. lalu, ketika saya dan melon, beberapa hari ini, sangat intens membicarakan adik laki-laki semata wayang kami dan mengirimkan foto-foto mereka berdua, kangen itu mulai berdenyut.  dan juga ketika mendengar pengakuan ndut yang begitu kangen rumah dan ingin pulang, maka seketika saya teringat taman saya yang apa adanya, entah bagaimana kabarnya tanpa saya dan ndut. kangen menyirami taman itu sore-sore. dan semua suasana mellow ini, membuat saya makin yakin, saya terjangkit homesick stadium lanjut..  

my second supervisor

tadi pagi, saya meeting dengan second supervisor. second supervisor saya ini, kantornya di Institut Geografi, yang artinya jauh dari office saya. setiap minggu, beliau menyediakan jam konsultasi, "Sprechstunde", jadi tidak perlu buat janji, cuma datang dan ketuk pintu. kalau dulu pas s1, saya cukup nimbrung aja sama trio kwek-kwek, karena kami penelitian payung. yang buat janji iwan, yang nanya-nanya irma, dan saya cuma penggembira ria. waktu master, si ibu supervisor, sungguh sesuatu. acara konsultasi berubah jadi acara sidang thesis. mungkin sejak bersama beliau inilah  setiap kali mau ketemu supervisor, saya pasti deg-deg-an. segala doa di baca.. hahaha alhamdulillah meeting tadi pagi lancar jaya. semua daftar pertanyaan saya, dijawab tuntas. saya cuma khawatir kelihatan bodoh dengan banyak bertanya, tapi saya memang gak tau dan mungkin harusnya saya lebih banyak membaca, bukan tanya-tanya melulu. bingung.. apapun itu, saya bersyukur punya dua supervisor yan

April

Hari ini office alone, alias sendirian di office. Teman-teman seruangan, dua orang sakit, satu field research, dan satu jaga stand kampus di konferensi. Mas-mas baju oranye, dengan tali-temalinya yang segede gaban, mondar-mandir bersihin kaca jendela lantai 27. Buku yang harus segera dikembalikan ke perpus, tergeletak tak berdaya di meja, sedangkan saya sibuk menjelajah dunia maya april, mulai menghangat. entah kenapa, kalau april ingat selalu lirik lagunya slank.. "Aprilku tersentak, waktu kamu..." playlist masih memutarkan lagu-lagu kesayangan, membuat suasana jadi ceria.. April, april please do not run too fast ..

progress report

salah satu kewajiban penerima beasiswa agar beasiswanya bisa diperpanjang tiap semester atau tahun, adalah menulis progress report dan menyerahkan recomendation letter dari supervisor. jadi, gak ada jaminan, beasiswa diberikan sampai beres. Progress dinilai tiap semester. Menulis progress report adalah hal yang baru buat saya, karena beasiswa saya yang dulu, memberikan beasiswa sampai akhir masa studi. Ekstension cuma diberikan untuk PhD, sedang master, dua tahun harus beres. Pengalaman menulis progress report ini sungguh sesuatu, mengingat supervisor saya lumayan sibuk dan mobilitasnya tinggi. Alhamdulillah, jumat kemarin saya udah submit dan satu surat rekomendasi. Tinggal satu lagi, minggu ini harus menunggu hari kamis buat ketemu dengan supervisor kedua. salah satu hikmah menulis progress report, saya jadi bisa mencatat perjalanan saya enam bulan ini. apa yang saya kerjakan, apa yang saya hadapi dan rencana selanjutnya. Hal besar yang sudah ada di depan mata, adalah fie

ini itu

Monday morning, perjalanan ke office, memikirkan banyak sekali yang harus dilakukan minggu ini. sampai office, memindahkan semua yang ada di kepala ke kertas kuning post it, so many things to do, so little time or so litte motivation ? beberapa pesan whatssapp dari Dian, bertukar cerita weekend dan semua perasaan ini itu.. bbm dengan dek Aissa, melaporkan suasana hati after weekend whatsaap dengan rahmi, membahas progress reportnya yang sudah diproffreading bbm ma ndut dan melon, alangkah tak adilnya, liburan tanpa kakak kalian yang manis ini, huh membalas beberapa email yang penting menulis email, membuat janji meeting ini itu chatting di fb dengan iwan, membahas ini itu ini itu dan pagi menjelang siang mood terbang melayang, oleh ini itu.. berharap weekend cepatlah datang..

Thanks my Supervisor

Meeting itu, meeting terlama kami.  Awalnya saya duduk agak jauh, lalu, disuruh pindah duduk di sampingnya. Mejanya penuh kertas, tempat duduk itu juga harus saya kosongkan dari buku di atasnya. Dua layar komputer dihadapan kami, membuat saya semakin grogi. Progress report saya terbuka lebar, tulisan saya dibaca baris per baris, dibahas per kata.  Sambil terus mengedit, beliau bertanya ini itu, memberikan saran ini itu. Kadang gantian saya yang bertanya, mencatat ini itu, tidak membiarkan satu poin pun terlewat. Kosentrasi penuh. Beliau begitu serius dan saya begitu dodol. Hingga 10 lembar report itu menjadi sangat keren akhirnya. Alhamdulillah.. masih banyak yang harus dikerjakan, tapi with support from my Supervisor, Insya Allah perjalanan ini tak begitu sepi lagi.. Thanks my supervisor..

bon makan

Dompet merah itu, saya buka pelan. Merapikan kartu-kartu, beberapa kertas, mengatur letak foto, dan menemukan sebuah bagian dalam yang tersembunyi. Sekedar memastikan isinya, pelan mengambil dua lembar kertas  putih, bon makan yang terlipat rapi. Pelan mendapati tulisan tangan saya, membaca nama makanan dan minuman yang dipesan. Melihat jumlah harga yang dia bayar untuk makan malam kami tertanggal 5 mei 2011. Sudah hampir dua tahun, waktu berjalan dengan cepatnya. Entah kenapa, dua lembar kertas itu tetap saya bawa kemari dan semua ingatan tentang dua malam ketika kami belum jadi alien satu sama lain. Dua lembar bon itu, bukankah cukup untuk jadi sebab kita bertukar senyum ketika bertemu nanti?  Akankah nanti di kota itu, kita saling bertegur, sekedar menghormati dua manusia yang malam itu berbagi es coklat dan beberapa sendokan pasta?  Let's hope..