Posts

Showing posts from November, 2011

lagu minggu ini

Aku tak suka selalu saja Kau sebut-sebut namanya saat kita bicara Aku tak ingin, tak ingin mendengarnya Kau bawa-bawa namanya saat berdua denganku (Karena Aku Tlah Denganmu, 2011) Pagi ini, seperti biasa di sesi skype saya sama si ndut, saya melaporkan saya lagi suka lagunya mas Ari Lasso featuring Ariel Tatum. Lalu saya berikan linknya sama si ndut, setelah mendengarnya, dia komen, “Biasa aja...” Aneh sekali, biasanya selera musik saya dan ndut sebelas dua belas. Saya menyukai lagu ini mungkin karena lagu ini secara lugas mengungkapkan apa yang ingin saya ungkapkan, meski tak pernah terkatakan. Waktu itu saya bingung juga, ini kenapa bicaranya sama saya tapi yang dibicarakan pihak ketiga.   Mungkin pihak pertama memang membutuhkan pihak kedua untuk membicarakan perasaannya karena pihak pertama tidak mungkin berbicara dengan pihak ketiga. Dugaan saya itu terjadi karena pihak pertama sudah ditolak oleh pihak ketiga. Saya tidak berani membahasnya bersama pihak

Kopi dan Banda Aceh

Setiap meeting di kantor, saya selalu menantikan sebuah pertanyaan, “Mau kopi atau teh ?” Ketika cangkir-cangkir minuman hangat itu mulai dibagikan. Biasanya saya pilih kopi, karena disitulah satu-satunya kesempatan saya buat menikmati secangkir kopi gratis. Hehehe.. Saya jarang minum kopi, jarang ngopi bareng dan kalau ngumpul-ngumpul di kedai kopi biasanya pesan air kacang ijo. Banda Aceh semakin terkenal dengan kedai-kedai kopinya yang tersebar di seluruh penjuru kota dan gampong. Teman saya yang baru pindah ke Banda Aceh, sepertinya sudah mulai tour warung to warung sekalian nonton bola. Kemarin dia mulai terserang flu karena kebiasaan ngopi larut malam ini. Beberapa teman saya memiliki tempat ngopi favorit. Warung kopi yang sudah menjadi rumah kedua, dalam artian kalau dicari di rumah tidak ketemu maka carilah dia di warkop langganannya itu, pasti ada. Konon setiap warkop memiliki ramuan kopi rahasia yang berbeda. Beberapa warkop juga membuat pengunjungnya

dhuha for sure

Waktu masih imut-imut dulu, masih bangga dengan seragam putih abu-abu, saya selalu shalat dhuha di sekolah. Awalnya ketika pelajaran agama, kami belajar tentang shalat-shalat sunat. Lalu entah siapa yang mulai saya dan beberapa teman mulai shalat dhuha di musala setiap jam istirahat pertama. Saya suka rutinitas itu. Biasanya jam pertama selalu diisi dengan mata kuliah eksak yang berat apalagi ditambah kelas saya memang digenjot-genjot supaya anak-anaknya memiliki kualitas yang sama dengan nama kelasnya. Kalau guru sudah keluar, saya langsung buka sepatu dan mulai mencari-cari sendal jepit yang memang saya tinggal di kelas. Biasanya sendal jepit saya suka ada yang pinjam atau nyelip. Agak lama juga nyari kalau sendal tidak berada di tempat. Lalu saya menunggu beberapa teman untuk turun bersama.  Tempat wudhu di sekolah saya tidak dipisah untuk akhwan dan akhwat, jadi pemandangannya lumayan segar juga, nunggu giliran wudhu bisa searching-searching sinyal yang bagus. Tempat wudhu

- dia -

Setiap berpapasan, selalu mencoba mencari perhatianku. Biasanya mendekat, membuatku tak nyaman Kadang ketika aku datang, dia berhenti, hanya ingin memperhatikanku Ritual paginya selalu diselesaikan ketika mengetahui keberadaanku Dia menungguku dengan sabar, memohon diijinkan masuk Hingga kadang aku mendapati diriku berbicara dengannya Sekedar melarangnya memanjat Memarahinya yang suka sekali berkejaran di pagi hari atau mengatakan bahwa aku tidak tertarik dengan segala kemanjaan yang ditunjukkannya kalau sudah seperti itu, dia hanya diam, menatapku sendu, dan pergi menjauh Ah, kucing tetangga itu, entah kenapa, selalu terlalu salah tingkah di depanku

akte kelahiran

Setelah berheboh-heboh e-ktp, maka kini tiba saatnya membuat akte kelahiran. Kebijakan kewajiban pembuatan akte kelahiran di Aceh, membuat keriuhan ini dimulai. Pertama, katanya harus ke kantor Gampong. Ambil formulir untuk pengurusan akte. Ibu saya langsung meluncur ke sana, ternyata formnya memang sudah disediakan. Form itu mengharuskan ada dua orang yang menjadi saksi bahwa si pemohon memang anaknya si anu dan si anu dan lahir tanggal sekian tahun sekian. Ibu saya sibuk mikir siapa yang bisa dijadikan saksi, berhubung saksinya harus orang yang lebih tua dari pemohon. Ibu saya yang sudah lama kehilangan orang tuanya itu ternyata tidak ingat tanggal dan tempat kelahiran kakek dan nenek saya. Jadinya langsung menelpon adiknya sekalian minta dicarikan surat nikah kakek dan nenek saya untuk melihat tanggal pernikahan mereka. Langkah selanjutnya form tersebut dibawa ke kantor camat. Proses selanjutnya saya tidak tahu karena ibu saya juga tidak tau. Apakah urusannya akan diseles

service for sure

Pagi ini saya mengantarkan bang rio servis di bengkel. Jadi ingat dua tahun lalu, saya disuruh ngantar bang rio service for the first time. Waktu itu sejak malam saya sudah membayangkan rute yang akan saya ambil. Pejamkan mata, kosentrasi, seakan-akan sedang mengenderai, membuka mata dan tersenyum. Bisa, tidak terlalu sulit sepertinya. Prakteknya saya grogi, pulangnya saya minta tolong sama seorang bapak untuk mendorong bang rio sampai ke jalan. Lalu panik sangat ketika bang rio tak mau hidup. Hujan rintik-rintik pagi itu, saya sungguh bingung, kenapa honda baru ini, baru diservis pula tak mau hidup. Saya diam sebentar berpikir. Coba-coba lagi. Hingga akhirnya tersadar si bang rio masih tercagak, mana maulah dia hidup. Dudul. Setengah sembilan saya sudah sampai di bengkel resmi bang rio. Saya disambut dengan petugas bengkel yang menanyakan kenapa si bang rio dibawa ke bengkel. Lalu si bapak ngintip kilometernya bang rio yang masih minim, berkomen sedikit. Malu-malu saya menjelaskan

e-mail - e-mail itu

Mungkinpun email-email itu tak sempat kamu baca apalagi untuk membalasnya. Sementara terlalu banyak yang harus aku ceritakan padamu, karena hanya kamu yang aku inginkan mendengarkan semua kisah itu. Mungkinpun email-email itu tak pernah kamu buka apalagi kamu baca. Sementara aku tak bisa berhenti menuliskannya untukmu, hanya karena kamulah yang selalu aku bayangkan duduk dan membaca baris-baris yang mengalir begitu saja. Mungkinpun email-email itu langsung kamu hapus   dan tak pernah dihiraukan. Sementara di sini, hujan pun berteriak-teriak padaku, memohon dirangkaikan dalam kalimat agar kamu tahu bulirnya kerap jatuh membasahi jalan-jalan yang pernah kita susuri berdua. Mungkinpun aku akan berhenti menulis untukmu, entahlah kalau kali ini aku bisa berhenti menulis. Sementara perasaan ini terus berkelana mencari kata dan kalimat lalu memaksaku menghidupkan laptop, menulis beberapa halaman, dan mengirimkannya padamu. Ah bukan,   seb

sharing

Tadi adalah kali kedua kami mengadakan sharing dengan teman-teman yang sudah balik ke Aceh berkaitan dengan rencana studi kami. Janjian jam 9 di tempat les. Beberapa teman dari batch satu yang notabene baru pulang sekolah sudah tiba duluan. Kelihatan sekali dampak dari sekolah di luar negeri, waktu masih disetel sesuai janji. Tak lama satu persatu teman-teman datang dan kami mulai melakukan sesi curhat dan tanya jawab.  Jadi ingat dulu, pernah saya sangat-sangat terkagum-kagum dengan teman-teman yang sudah duluan tiba di Australia. Memperhatikan gerak-gerik mereka, cara mereka berbicara, bahkan isi keranjang belanja mereka di supermarket. Maklum masih student baru dengan semua rasa tak percaya diri dan menyimpan sejuta pertanyaan tentang ini tentang itu. Beruntungnya saya dulu, teman-teman angkatan saya sudah berangkat duluan dan tanpa saya tanya semua sudah dijelaskan dengan sejelas-jelasnya. Begitu juga tadi pagi, saya mengamati alumni-

donor darah

Hari ini saya dan teman saya janjian mau donor darah setelah acara sharing dengan batch 1. Rencananya berdua saja tapi akhirnya ada teman lain yang mau ikutan. Teman saya yang satu ini sudah sering mendonorkan darahnya. Kalau saya ini baru percobaan kedua dan teman saya yang pengeeeen banget donor darah malah belum pernah. Kami makan siang dulu di kantin trus salat dhuhur baru berangkat ke markas PMI di Lampineung. Sampai di sana agak sangak-sangak dan tidak tau mau ngapain, katanya petugasnya masih makan siang.  Agak lama menunggu teman saya yang satu ini berinisia