Posts

Showing posts from September, 2011

Temurui Clothingline, a story about us

Temurui Clothingline itu berjalan dengan terseok-seok. Penjualannya seadanya. Pelanggannya hanya sanak keluarga dan kerabat. Produksi secukupnya dan sampai saat ini order terakhir masih bermasalah dengan tukang sablonnya.  Saya bahagia karena untuk pertama kalinya ada seorang teman yang berdomisili di Bandung, memesan tas, bags collectionnya temurui clothingline. Bermula dari keisengan saya memasang foto tasnya di Profile Pic BBM tanpa embel-embel order dunk or anything. Cuma semacam rasa bangga saja, memandang foto tas itu. Jadi besok saya mau mengirim dua tas itu ke Bandung. Ini semakin mendekati impian untuk bisa berjualan menembus batas geografis. Bahasanya ketinggian ni. Bisnis ini memang tidak besar, tapi kami (saya+ndut) punya impian besar. Suatu saat punya toko suvenir yang keren dengan desain dan barang-barang yang keren. Meski sebenarnya kami pemalu, malu buat   tanya, malu buat nitip, malu buat promosi, malu buat jualan. Ha..ha

Ternyata menulis itu...

Akhir-akhir ini saya baru menyadari sebuah kebahagiaan yang sangat besar karena dapat menulis apa saja seperti ini. Apa yang terpikirkan bisa ditulis langsung dalam kata dan kalimat. Gak perlu berpikir, mata malah hanya menatap monitor dan tak melihat keyboard, jari menari lincah. Kata mengalir kalimat terbangun. I  also can write anything in English. I can say anything that I want to say. I know the words, I know how to spell, say, and write it. I have the clue... Jetzt Ich habe viele probleme. Ich kann nicht Deutcsh schreiben, lesen, und sprechen. Ich Ich Ich.. aduh.. ha..ha.. susahnya mau nulis satu kalimat saja, saya masih oon ni bahasa Jermannya. Masih harus buka buku latihan, buku catatan dan kamus hanya untuk menulis kalimat sederhana. Ya, ternyata menulis dan berbicara itu proses yang rumit sangat. Kemampuan berbicara bahasa asing itu bisa dipelajari  hanya saja menurut saya, untuk bisa sampai  ke level menulis itu, sehr fantastic

Lagu Kenangan

Siang-siang begini mendengarkan bang Armand Maulana bersenandung. Lagu-lagu lama yang masih saja begitu merdu terdengar. Jadi ingat dulu punya kaset kumpulan lagu-lagu GIGI yang paling keren. Lagu favoritku hanya dua, Damainya Cinta dan Kuingin.  Lagu menye-menye yang dinyanyikan dengan sangat macho. Kapanpun didengarkan kembali masih saja memunculkan perasaan dan keinginan yang sama untuk bisa suatu saat mendengarkan lagu ini dinyanyikan khususan sepenuh hati untuk saya seorang. Ha..ha.. ngarap.. Seraya membayangkan reaksi “hanyut dalam pelukanmu..” imajinasi bertengkar dengan logika. Hanyut ya di sungai kenapa hanyut di pelukan? Majas tingkat tinggi ni, jaranglah sekarang ini ada lagu-lagu dengan lirik-larik yang dhaaalaaam banggget untuk sebuah lagu cinta. Mungkin sekarang cinta begitu praktis, instan dan tak perlu majas majas, just have it or leave it..

Hujan di Akhir September

Ujung September ini, hujan sering mampir menemani riuhnya pagi. Aku berlindung di balik payung dan berjalan menembus hujan. Hujan ini, hujan-hujan kemarin ketika aku begitu bahagia karena tanpanya Upacara Senin pagi akan selalu tepat waktu dan jam pelajaran pertama akan selalu dimulai ketika bel berbunyi. Ya, hujan pagi adalah kenangan tentang masa-masa sekolah.  Hujan-hujan sore adalah catatan masa lalu tentang sebuah kota bernama Bogor. Ketika tak ada hujan yang tak dapat ditembus dengan bermodal semangat. Tak ada hujan yang tak akan reda meski langit akan terus gelap.  Hujan, pagi ini aku mengetahui namamu yang lain, Es Regnet ! Hujan di sana, aku akan menantikan rasanya, menantikan lembaran yang akan aku tulis tentang hujan. Ah, ternyata masih saja ada, memikirkanmu dan hujan di negeri jauh itu, sesuatu untuk dilupakan atau untuk dinanti, jawabnya masih ada dalam hujan milik esok.

YouMeEnd

Tiba-tiba aku merasa gerah rasa benci menyusup perlahan pengap dan sesak aku tak tahan terus berada di sini tak sanggup memandang matamu tak bisa mendengar suaramu aku ingin pergi mungkin seharusnya kita tak usah bertemu sore ini semua telah berubah tak sadar aku bersenandung lirih tiadayangsalahhanyaakumanusiabodohyangbiarkansemuainipermainkankuberulangulangkali kamu memutar lagu metalmu dan benci laguku kamu membenci suaraku aku lebih tak suka lagumu yang penuh teriakan dan lengkingan aku pamit aku pulang meninggalkanmu sendiri dengan lagumu dan asap rokokmu dan angkuhmu dan kemarin kita maaf aku tak ingin bertemu lagi maaf aku tak bisa menepati janjiku maaf aku tak sekuat yang kukira.....................................................................

berbenah benah

Kemarin saya seharian bongkar-bongkar lemari. Sebenarnya bongkar lemari part two, karena saya sudah berhasil melalui tahap yang lebih sulit. Memisahkan pakaian yang sering saya pakai dan pakaian yang sudah hampir terlalu lama dilirikpun tidak ketika membuka lemari. Perjuangan memisah-misahkan ini sungguh berat. Rasanya seperti memutuskan sebuah hubungan cinta. Setiap pakaian punya cerita dan kenangan. Pakaian-pakaian ini tidak terpakai karena ukurannya sudah mengecil. Baju-baju itu menyusut secara perlahan-lahan tanpa sebab yang pasti. He..he.. kebohongan publik ni. Baiklah saya mengaku, baju-baju itu tidak muat lagi karena saya sudah membesar. Lalu saya membeli beberapa baju dan beberapa lagi agar saya terus punya baju. Lama kelamaan penuhlah lemari dengan baju berbagai ukuran. Saya terus berpikir, suatu saat saya akan bisa memakai baju-baju itu lagi dan ternyata, celana kargo kebanggaan saya waktu kuliah, yang selalu membuat saya tampak macho dan gagah ketika memakainya dan sudah

tentang semangat

Pagi kemarin, saya menerima sebuah sms yang so sweet yang membuat saya terbang dan berbunga-bunga. “Lagi baca sms sms dari kamu.. bahagia saya kenal dan dekat dengan kamu yang selalu semangati saya. Kamu semangaaat teruuus ya..” Ya. Semangat apakah semangat itu? Kenapa kita harus bersemangat? Dari mana asal semangat itu? Kenapa kadang kita kehilangan semangat itu? Kemana dia menghilang? Kenapa kita kadang butuh orang lain buat semangatin kita? Saya gak tau, kadang saya suka kasih semangat orang sebenarnya buat saya semangatnya. Soalnya di akhir acara pasti ada kata-kata, “ kamu juga semangat ya..” he..he.. Semangat itu memiliki kekuatan yang besar karena kita dapat mewujudkan apapun hanya dengan berbekal semangat. Saya suka heran kenapa motivator2 beken duitnya banyak? Kenapa orang rela duduk dan mendengarkan apa yang dikatakannya padahal kita sudah tau tentang itu semua sebenarnya. Ya, saya cuma motivator jadi-jadian. Lebih tepatnya kompor minyak. Kadang apinya bagus kalau

Museum Tsunami

Minggu lalu, saya ngajak nenek ke Museum Tsunami di jantung kota Banda Aceh. Parkiran museum ini selalu ramai dan menurut cerita nenek yang sudah tiga kali ke museum, museum tsunami keren. Saya menunggu nenek menitipkan tas sambil memperhatikan mobil dan bus yang terparkir. Turis Malaysia sepertinya mendominasi. Beberapa mobil ditempeli kertas yang bertulis rombongan tur dengan plat mobil sumatera. Rombongan pengajian yang datang bergerombol. Turis dari Jepang yang berkelompok lima hingga enam orang. Sungguh pemandangan yang langka ada di Banda Aceh. Kejadian bodohnya pas masuk museum suasana gelap, saya gak liat ada turunan, untung pegangan sama nenek jadinya gak jadi nyium lantai. Air jatuh dari sela-sela langit-langit menjadikan suasana sejuk. Kata nenek ini spot paling romantis buat pacaran. Iya juga sih, buktinya saya hampir jatuh di sini kan romantis tu kalau yang digandeng pacar bukan nenek2. He..he.. Masuk dan masuk ke dalam saya makin takjub, suasananya tidak seperti d

I Love Banda Aceh

Setelah sekian lama tidak menetap di Banda Aceh, saya merasakan saya mencintai Kota ini sangat. Saya terlalu lama pergi dan tidak pernah cukup waktu untuk mengeksplore Banda Aceh. Kota ini adalah zona nyaman saya. Saya menyukai orang-orangnya, saya menyukai udara, dan saya menyukai gerak kota ini.Meski terlalu banyak yang berubah, Kota ini menyimpan sejuta kenangan yang mengingatkan tentang hal-hal kecil yang hanya ada di sini. Labi-labi yang setiap pagi mengantar saya les, contohnya. Saya ingat dulu selalu ada kernet yang suka reseh suruh duduk rapat-rapat, sekarang tidak ada lagi. Pintunya hanya diikat tali dan kita cukup memencet bel jika ingin turun. Saya terkejut dengan kemacetan yang menjadi biasa di Banda Aceh. Kenderaan yang berlalulalang, sekarang labi-labi bukan lagi si preman jalanan, premannya adalah kereta-kereta yang terlalu banyak dan merangkak disela-sela mobil. Ketika di dalam labi-labi ini saya juga tersadar, size saya normal di Banda Aceh. He..he.. pembelaan diri

The Days

Hari ini aku tak harus memakai seragamku Hari ketika aku bukan siapa-siapa selain diriku Hari aku berjalan dan mengangkat kepalaku memandang langit Hari aku adalah diriku yang bebas Selamat datang hari-hari penuh kebebasan Hari-hari ketika aku tau, inilah hidup yang aku inginkan Hari-hari aku mengejar cita-citaku Hari yang telah lama aku rindukan, hari ketika aku mengerti tak ada yang tak mungkin untuk diraih

Sebelum dia pergi..

Aku terbangun, suara sms masuk ke telepon genggamku, ah siapa pula pagi-pagi begini mengirimkan sms untukku. Aku bangkit perlahan, meraih telepon yang masih terhubung dengan charger, mencopotnya meski baterainya baru separuh terisi. Aku membuka pesan singkat, tersenyum, ah sms selamat pagi darinya, sudah sekian lama tidak pernah aku terima.  Katanya aku harus semangat hari ini. Aku bertanya kapan dia kembali ke kotanya yang jauh karena aku ingin makan bakso bersamanya sebelum dia pergi. Kantuk masih menggelayuti dan pesanku tak dibalasnya lagi. Aku mendapati lampu merah itu berkedip-kedip, satu panggilan tak terjawab dan satu pesan singkat. Aku menelponnya kembali dan mendapati suara beratnya yang riang. Tak lama dia datang dengan sebuah bungkusan ditangannya. Sebentar dia memilih kaos oleh-oleh untuk temannya. Lalu membuka bungkusan yang berisi bakso yang dijanjikannya. Aku pikir dia hanya membungkuskan bakso untukku, ternyata, ada dua bungkus bakso. Sambil dinikmatinya sem

Hijrah

Hijrah artinya pindah, ini arti kata yang diterjemahkan sempit ya. Teman-teman sekelas kemaren tiba-tiba ngomong masalah hijrah ini, konsep hijrah nabi Muhammad SAW sepertinya mesti kita contoh. Kadang kondisi yang stagnan dan tidak kondusif lagi membuat kita mentok dan itu tanda-tanda kita harus hijrah. Saya sudah beberapa kali hijrah, buat sekolah dan buat bekerja dan salah satu rekor saya sebagai PNS adalah sudah dipindahkan ke beberapa kantor dalam rentang waktu yang singkat. Saya merasakan tinggal di beberapa Kota selama hidup saya. Tantangannya yang utama adalah proses adaptasi, menghilangkan stress dan mencari teman. Sebenarnya hijrah menurut saya tidak harus berpindah kota. Pindah rumah, pindah kerjaan, pindah teman atau berteman dengan orang-orang baru juga termasuk dalam konsep hijrah. Ketika kita keluar dari comfort zone kita dalam rangka apapun maka sesungguhnya kita sudah berhijrah. Cerita teman saya, salah satu alasan dia pengen sekolah lagi karena dia belum dikaru

Belajar Bahasa

Salah satu dari sekian banyak item dalam daftar cita-cita saya adalah belajar bahasa asing. Itupun juga gak jelas mau belajar bahasa asing yang mana dan dimana pokoknya paling tidak bisa berbahasa asing yang lain selain bahasa inggris yang sudah dipelajari sejak SD. Kita gak pernah tau gimana cara Allah mengabulkan mimpi-mimpi kita, salah satunya dengan menggabungkan beberapa mimpi jadi satu. Mimpi jalan-jalan keliling eropa ditambah mimpi sekolah sampai S3 dan mimpi belajar bahasa asing dijadikan satu paket eksklusif hadiah buat saya. Saya dikasi pelatihan bahasa Jerman cuma-cuma sebelum berangkat sekolah selama sepuluh bulan. Beberapa orang menganggap pelatihan ini terlalu panjang karena hampir setahun, udah hampir seperti program diploma satu. Buat saya, pelatihan ini sungguh mengharu biru, my dream comes true. Hanya saja tidak ada mimpi yang dapat terwujud tanpa ada kerja keras, meski saat ini saya belum bekerja dengan keras. Setiap hari selama pelatikan bahasa super intensif

Nonton Festival Tari

Semalam saya nonton pembukaan festival tari Rampoe di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh. Sejak siang saya sudah memasukkan agenda ini dalam acara weekend saya dengan nenek. Selesai Ashar kami singgah sebentar ke sana buat ngecek jadwal acara. Suasana taman itu sungguh masih sunyi sepi sendiri. Kami melanjutkan acara jalan-jalan kami trus makan malam dengan Kak Cut, mantan roommatenya nenek di Sabang di kedai burger Lampineung. Pas mau belok ke arah lamprit tiba-tiba banyak sekali honda panik berbalik arah, menurut dugaan kami ada razia polisi di depan. Nenek langsung berbalik arah juga berhubung SIM mati dan STNK honda pinjaman ini mang gak jelas. Waktu udah sampai di depan taman ternyata oh ternyata, cuma ada satu mobil polisi dengan lampu kerlap kerlip mojok buat jagain orang-orang yang mau nonton festival. Mungkin pengendara yang gak pake helm agak sungkan lewat di depan polisi. Parkiran udah penuh dengan honda-hondi. Kami berjalan masuk ke area taman. Sempat-sempatnya si Bapak

Nge-Puisi

Rasa adalah persinggahan yang sempurna dari perjalanan panjang dan pencarian Ijinkan aku mengusik sepi, padamu langit tak pernah jingga Resahkan semua tanya yang menguap, apa yang salah? Ketika aku mengerti tak ada kata yang terlalu bagus untuk dikatakan dan bisikan yang terlalu pelan untuk disampaikan