Posts

Showing posts from May, 2010
pernah kita belajar mengeja bersama lima abjad yang menyatakan rahasia terbesar sedalam samudera akankah remah-ramah kepingan huruf berserak di antara belantara kepungan asa milikmu yang mungkin tertukar dengan deru pecahan hitam masih tersisa sedikit aliran bening embun menuju satu detik damai dan harapan -hampir bersayap terbang meninggalkan kita-
seperti datangmu yang tiba-tiba dan sapamu yang bersahaja maka tersipu-sipu aku tulis baris-baris ini aku ingin menyambut hadirmu dalam hariku aku ingin mengusirmu dengan tegas aku ingin membiarkanmu melakukan apa yang kamu mau ah, seperti kebaikan hatimu atau sedikit keisenganmu mungkin saja seluruh ke-gentle-an milik kaummu aku ingin mengatakan - mungkin saja kali ini kamu hanya iklan 2 detik - selamat datang di hati penuh iklan
pilihan-pilihan itu datang mencegatku di ujung pagi menawarkan sebuket kembang harum dan penuh warna restui jalanku bunyikan genta setiap hening langkah dan sekaligus mengikatku pada tepi kemarau -apapun kadang pilihan membuatku tercenung-cenung-

senja cantik sendiri dan kesepian

sampai ketika bunga malam mekar, laut dan langit mencair aku lihat kamu sedang asik memalingkan kelembutan seolah di langit sebelah barat kamu tenang menari-nari berharap malam dan bintang timur mengembang cantik, aku suka apalagi kamu sendiri dan kesepian sesenja-senjanya pasti tidak menyenangkan hatimu dan tetap saja kamu senja cantik sepi sendiri
ternyata waktu hanya membungkusmu tak rapat masih kulihat sisa kemarin dalam tatap mata sendu sesendu rindu yang dititip pada laut dan sendu sesendu milik hatiku yang terlalu luas kenali aku dalam ruang yang tak pernah tertutup sesendu sendu yang merindu -sendu, tak harus rindu- riuhnya sendu mengenang mimpi kemarin malam
masa ini bukan masa milik kamu apalagi aku masa ini milik mereka yang mengejar embun siang hari dan mengumpulkan bintang sore hari masa ini milik dia yang merengkuh badai dalam senyum bukan seperti aku yang menghamburkan petir dan kamu yang menenggelamkan kilat dalam teduh tatapmu kita terlalu bersedih untuk memiliki masa ini dan terlalu riang untuk menyimpannya dalam senyum meski sebenarnya masa ini masih berpihak pada kita -kita terlalu sibuk memikirkan apa yang tak kita punya-